Targetkan Khatam Nazam Alfiyah ibnu Malik 1002 Bait, Asah Kreativitas Sastra Ingin Terbitkan Buku Solo

Pesantren Nuris – Menyukai dunia sastra dan matematika sejak di bangku MTs Unggulan Nuris, santri multitalenta ini terus memperluas cakrawala keilmuan di MA Unggulan Nuris, tetapi bukan di kelas sains, justru ia mengambil langkah fantastis dengan menembus kelas unggulan kitab kuning.

Restu Maesha Puji Wahyuni merasa bangga sejak berada di kelas unggulan kitab, ia dapat mengejar ketertinggalan belajar bahasa Arab, Nahwu Sharraf, hingga mengkhatamkan kitab kuning. Kini ia berhasil mengkhatamkan Taqrib, Hujjah NU, Tarbiyatus Shibyan, dan Imrithy bahkan akan menargetkan khatam nazam Alfiyah ibnu Malik 1002 bait.

Menurut putri dari Nurwahid dan ibu Riza Susanti tersebut, “Awalnya saya belajar pokok sambil dijalani, selama terasa nyaman, ya sudah saya yakin semua dalam takdir Allah SWT. Eh, saya ternyata bisa masuk kelas unggulan kitab, ternyata nyaman juga belajar di sini yang awalnya katanya sangat ketat.”

Atmosfer belajar yang menantang dengan tetap berpacu pada target, justru membuat santri multitalenta asal Kraton Kencong Puger ini semakin semangat belajar dan terus mengasah bakatnya dalam bidang literasi.

(baca juga: Juara Cerdas Cermat Aswaja hingga Yel-Yel Pramuka, Siswa MA Unggulan Nuris ini juga Khatam 12 Kitab Kuning)

Restu menyukai dunia menulis karya sastra puisi dan cerpen. Ia mengasah talentanya ini melalui kegiatan penulisan kreatif sastra dan berbagai pelatihan kepenulisan yang difasilitasi pesantren dan MA Unggulan Nuris. Beberapa karyanya telah diterbitkan media pesantren baik daring maupun luring. Ada beberapa karyanyan juga yang masuk dalam buku antologi bersama.

Tak cukup di situ, ia juga pernah meraih beberapa prestasi baik di bidang menulis puisi maupun menulis cerpen. Tak hanya sekadar menulis, santriwati yang juga dikenal supel dan percaya diri ini pernah meraih juara 3 menulis dan berpantun se-kabupaten tingkat umum.

Tak hanya soal prestasi, Restu juga kini diamanahi sebagai pengurus divisi keamanan di Asrama Daltim pesantren. Baginyam belajar di pesantren bukan sekadar meraih ilmu, tetapi juga belajar mengabdi guna meraih berkah dari para guru dan pengasuh.

Di masa depan, Restu berharap dapat melanjutkan studi sarjana pada jurusan psikologi atau PAI. Ia mengaku masih dalam tahap pencarian jati diri dan banyak yang akan dikejarnya mulai dari jadi guru, pengusaha, atau bahkan ingin mencoba peruntungan belajar di kampus kedinasan Poltekip. Semoga dimudahkan dan tercapai Restu.[AF.Red]

Sumber berita dikutip dari: pesantrennuris.net