COFIREIN (COASTAL FISH BIOGAS REACTOR INSTALLATION) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF TERBARUKAN DI MASA DEPAN

COFIREIN (COASTAL FISH BIOGAS REACTOR INSTALLATION) SEBAGAI
BAHAN BAKAR ALTERNATIF TERBARUKAN DI MASA DEPAN
M.Ramadhani Rahman¹ M.Azhar Zanky Dhausad²
MA Unggulan Nuris Jember
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km² (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km², dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km². Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 10 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari, dan baru dimanfaatkan sebesar 7,53 juta ton pada tahun 2019 atau baru 92,68% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 7,32% (Kementerian Perikanan dan Kelautan, 2020). Usaha perikanan masyarakat pesisir sekarang ini mengalami peningkatan di era society 5.0 dikarenakan jumlah akan permintaan tehadap ikan meningkat tajam. Peningkatan jumlah tangkapan dan peningkatan industri pengolahan ikan akan meningkatkan jumlah limbah ikan. Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian dari ikan, baik kepala, ekor, maupun bagian-bagian yang tidak dimanfaatkan akan dibuang. Limbah ikan juga ditambah dengan beberapa jenis ikan yang tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga dibuang. Dalam pengembangan biogas di era society 5.0 yang di mana era ini merupakan era dengan tekhnologi yang terus bekembang maka dari itu pengolahan limbah ikan yang begitu besar dapat diefisiensi dengan membangun instalasi reaktor biogas sebgai alat dalam memperbesar jumlah produksi dan sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Maka dari itu penulis memberikan solusi dari permasalahan diatas dengan membuat suatu inovasi Instalasi reaktor biogas dengan nama COFIREIN (Coastal Fish Biogas Reactor Installation) sebagai pemasok energi alternatif biogas yang berkelanjutan sebgai subtitusi gas LPG yang semakin langka dan mahal harganya. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut maka tujuan akhir dari pengembangan reaktor biogas ini yaitu pemanfaatan SDA terutama limbah ikan pesisir pantai yang dijadikan sebagai sumber energi alternatif terbarukan di masa depan dan dapat membantu pemerintah dalam menangani permasalah limbah. Diharapkan dengan adanya inovasi ini, penulis berharap dapat belajar lebih banyak tentang pemanfaatan SDA maupun limbah serta masyarakat juga saling bekerja sama untuk menyukseskan adanya pembuatan instalasi reaktor biogas menuju Indonesia mandiri energi untuk mendukung gerakan SDgs 2030.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km² (terdiri atas luas laut teritorial 0,3 juta km², dan luas Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) 2,55 juta km². Potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia diperkirakan sebesar 12,54 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan (ZEEI). Dari seluruh potensi sumber daya ikan tersebut, jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 10 juta ton per tahun atau sekitar 80% dari potensi lestari dan baru dimanfaatkan sebesar 7,53 juta ton pada tahun 2019 atau baru 92,68% dari JTB, sementara total produksi perikanan tangkap (di laut dan danau) adalah 7,32% (Kementerian Perikanan dan Kelautan, 2020).
( Baca juga: BIOOLARVASIDA PEMANFAATAN DAUN BELUNTAS DAN LIMBAH DAUN TEMBAKAU TERHADAP JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE )
Usaha perikanan masyarakat pesisir sekarang ini mengalami peningkatan di era society 5.0 dikarenakan jumlah akan permintaan terhadap ikan meningkat tajam. Peningkatan jumlah tangkapan dan peningkatan industri pengolahan ikan akan berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah limbah ikan. Selama pengolahan ikan, masih banyak bagian dari ikan, baik kepala, ekor, maupun bagian-bagian yang tidak dimanfaatkan akan dibuang. Limbah ikan juga ditambah dengan beberapa jenis ikan yang tidak mempunyai nilai ekonomis sehingga dibuang.
Limbah ikan yang yang cukup besar tersebut akan menyebakan dampak lingkungan yang meng-khawatirkan. Karakteristik limbah ikan yang kaya bahan organik menyebab-kan limbah ikan terurai menjadi bahan yang berbau sehingga mencemari lingkungan. Hal tersebut dapat dilihat pada kawasan industri pengolahan ikan ataupun daerah pesisir dimana limbah ikan mengganggu kebersihan, kesehatan, dan sanitasi lingkungan.
Namun, pemanfaatan limbah ikan ini masih tidak sebanding dengan peningkatan jumlah limbah ikan yang dihasilkan. Sebagian industri kecil, bahkan tidak mengolah sama sekali limbah yang dihasilkan sehingga memberikan dampak lingkungan yang cukup besar. Proses pengolahan ikan menghasilkan 25-30% limbah.
Limbah ikan juga merupakan sumber bahan baku untuk dijadikan bahan bakar minyak sebagai alternatif sumber energi bahan bakar pengganti gas alam.
Bagian ikan yang bisa dikategorikan sebagai limbah di-antaranya tulang, kepala, dan bagian tubuh ikan yang tidak layak konsumsi. Rendamen dari limbah ikan mencapai 68%, dimana pada 1,6 kg limbah ikan bisa dihasilkan 1 liter minyak bakar yang memiliki nilai panas 8.760 kal/g dan pada gas LPG memiliki nilai panas 11.254,61 kal/g. Namun, kandungan air minyak limbah ikan lebih tinggi dibanding minyak tanah yaitu 10,4%: 2,5%, Jadi, minyak bakar limbah ikan memiliki nilai panas yang cukup tinggi sehingga efisiensi untuk proses pembakarannya baik (Budiasmoro, 2010).
Dalam pengembangan biogas di era society 5.0 yang merupakan era dengan teknologi yang terus bekembang maka dari itu pengolahan limbah ikan yang begitu besar dapat diefisiensi dengan membangun instalasi reaktor biogas sebgai alat dalam memperbesar jumlah produksi dan sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Maka dari itu penulis memberikan solusi dari permasalahan diatas dengan membuat suatu inovasi Instalasi reaktor biogas dengan nama COFIREIN (Coastal Fish Biogas Reactor Installation) sebagai pemasok energi alternatif biogas yang berkelanjutan sebgai subtitusi gas LPG yang semakin langka dan mahal aharganya.
Berdasarkan latar belakang perma-salahan tersebut, maka tujuan akhir dari pengembangan reaktor biogas ini yaitu pemanfaatan SDA terutama limbah ikan pesisir pantai yang dijadikan sebagai sumber energi alternatif terbarukan di masa depan dan dapat membantu pemerintah
dalam menangani permasalahan limbah. Dengan adanya inovasi ini, penulis berharap dapat belajar lebih banyak tentang pemanfaatan SDA
maupun limbah serta masyarakat juga saling bekerja sama untuk menyukseskan adanya pembuatan instalasi reaktor biogas menuju Indonesia mandiri energi untuk men. dukung gerakan SDgs 2030.
TUJUAN DAN MANFAAT
Tabel 1. Karakteristik limbah cair perikanan
Parameter
|
Satuan
|
Industri pengalengan dan pembekuanikan
|
Industri minyak ikan dan tepung ikan |
Industri pengasinanikan
|
Amonia
|
Mg/1
|
37
|
1.659
|
101
|
COD
|
Mg/1
|
35
|
204
|
127
|
BOD
|
Mg/1
|
34
|
196
|
360
|
Lemak dan Minyak
|
Mg/1
|
1,401
|
12.750
|
1,305 |
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa setiap industri pengolahan memberi-kan karakteristik limbah ikan yang berbeda. Semakin banyak bagian ikan yang dibuang maka akan meningkat-kan nilai BOD dan COD limbah ikan yang dibuang. Untuk industri ini, bagian ikan yang dimanfaatkan adalah daging ikannya saja.
Dari kerangka berpikir (Gambar 1) tersebut dapat dilihat tujuan gagasan ini adalah untuk memberikan nilai tambah (added value) dari limbah ikan. Selama ini limbah ikan yang tidak dipakai untuk produksi tepung ikan dibuang ke sungai. Dengan gagasan ini limbah tersebut diubah menjadi produk bahan bakar alternatif (biogas).
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Permasalahan industri pada saat ini, yaitu semakin langka dan sulitnya mendapatkan pasokan gas LPG sebagai sumber energi bahan bakar. Hal tersebut dikarenakan adanya kelangkaan gas LPG yang berbanding lurus dengan cadangan yang sangat minim di Indonesia. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang menyebutkan bahwa cadangan gas alam di Indonesia hanya diperkirakan mencapai 62,4 triliun kaki kubik dan diperkirakan habis dalam 9,5 tahun kedepan. Padahal kebutuhan energi bahan bakar industri diandalkan dari pasokan gas LPG. Kuantitas pasokan (ketersediaan) dan harga yang tidak menentu dari gas LPG menjadikan masalah utama dari pengusaha industri. Hal ini akan menyebabkan sulitnya industri untuk menentukan harga pokok penjualan produk ke tingkat pengecer dan konsumen. Selain itu, limbah ikan yang diproduksi cukup tinggi dan limbah biasanya langsung dibuang ke sungai atau laut. Tidak adanya pengolahan limbah menyebabkan daerah sekitar industri sangat bau sehingga dikeluhkan oleh warga sekitar
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
Limbah pengolahan ikan mengandung bahan organik yang tinggi dan tingkat pencemarannya bergantung dari jenis ikan serta jenis pengolahannya (Ibrahim, 2005).
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan
Gagasan ini akan dicoba memecahkannya dengan bekerja sama dengan mitra seperti Usaha Daerah (UD) yang bergerak di industri perikanan dan berlokasi di seluruh wilayah Indonesia. Pemasangan reaktor biogas ini disesuaikan dengan kondisi lokasi dari mitra. Tugas mitra disini adalah menyediakan lahan sebagai tempat instalasi reaktor biogas. Selain Usaha Daerah (UD), Kementerian Perikanan dan Kelautan juga berperan penting dalam melakukan sosialisasi mengenai pembangunan reaktor biogas ini kepada pengusaha industri perikanan
Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Penelitian yang dilakukan Sudarno dkk (2103) menunjukkan bahwa biogas limbah ikan nila dipercepat dengan pemberian rumen sapi sebagai sumber bakteri anaerob. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2011) menyatakan bahwa pembuatan biogas dari limbah ikan dapat dipercepat dengan pemberian jerami sebagai sumber karbon dan kotoran sapi sebagai starter. Oleh karena itu, pembuatan biogas gagasan ini dimodifikasi dengan penambahan kotoran sapi sebagai sumber karbon dan starter dengan perbandingan 1: 1. Supaya proses pembentukan biogas lebih cepat kira-kira 35 hari mulai terbentuk biogas.
Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
Kapasitas digester pada mitra adalah 4 m³, dengan potensi produksi gas 0,8 1,6 m³ per hari. Digester tersebut bisa menampung limbah ikan sebanyak 15-20 kg per hari, kotoran sapi sebanyak 15-20 kg per hari dan air sebanyak 30-40 per hari. Dalam menentukan kapasitas digester disesuaikan dengan luas tanah yang dimiliki oleh mitra dan kapasitas limbah yang tersedia. Apabila kekurangan input yang diproses dalam reaktor biogas, gas yang dikumpulkan dalam penampung kurang memiliki tekanan untuk mendorong limbah ikan dan starter yang telah hilang gasnya (bio-slurry) kedalam outlet.
DAFTAR PUSTAKA
Budiasmoro, K. 2010, Limbah Ikan Bisa Jadi Alternatif. Bogor
CNBC Indonesia, 2021. Warning! Cadangan Minyak Bumi RI Tinggal 9,5 Tahun. https://www.cnbcindonesia.c om/news/20210119191540-4-217269/warning- cadangan-minyak-bumi-ri-tinggal-95-tahun. Diakses pada tangga 09 maret 2021
Ibrahim, 2005. Karekteristik Limbah Cair Perikanan, dalam http://repository.ipb.ac.id/bit stream/handle/123456789/61 335/BAB%2011% 20Tinjauan%20Pustaka.pdf?s equence=2. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.
Karo, K. J. 2005 dalam http://www.alpensteel.com/ar ticle/67-107-energi-bio-gas/1047- energi-alternatif-dari-biogas.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.
Karo, K. J. 2005 http://www.alpensteel.com/ar ticle/67-107-energi-bio-gas/263--teknologi-pembuatan-biogas-secara-sederhana.html. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.
Kementrian Perikanan dan Kelautan Indonesia. 2020 dalam https://kkp.go.id/artikel/2266 7-menteri-edhy-indonesia-masih-butuh banyak-kapal-ikan. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.
Prasetyo, Denny. 2011. Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tepung Ikan. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Industri Surabaya. Teknologi UPN Veteran
Primbodo.2011. Karakteristik Limbah Cair Perikanan, dalam http://repository.ipb.ac.id/bit stream/handle/123456789/61 335/BAB%2011%
20Tinjauan%20Pustaka.pdf?s equence=2. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.
Sudarno, Maulana M. F dan Wardhana. 2013. Pengaruh Pengenceran dan Pengadukan Limbah Industri Ikan Nila Terhadap Peningkatan Produksi Biogas dengan Menggunakan Rumen Sapi sebagai Starter. Ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tling kungan/article/download/.../3 456. Diakses pada tanggal 06 Maret 2021.