mayouries@gmail.com 03315101602

Bumbu Merah Idul Fitri dan Siluet Bulan Ramadhan

31 Maret 2025 Mayouries Dibaca 138 kali Informasi KAJIAN FIQH,PESANTREN NURIS,MA UNGGULAN NURIS
Bumbu Merah Idul Fitri dan Siluet  Bulan Ramadhan

 

Oleh: Hidayatulloh

Nabi bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Nabi SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

(رواه الشيخان)

" Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni". (HR. Bukhari Muslim)

Secara tegas perintah puasa disebutkan dengan lugass dalam al-Qur’an, yakni pada surat Surat al-Baqarah ayat 183 sampai dengan ayat 187. Menunjukkan bahwa perintah puasa setara dengan perintah shalat, zakat dan haji yang tergolong ibadah Mahdloh: ibadah yang telah ditentukan tata cara, waktu dan porsinya oleh syariat Islam. Maka kemudian lahirlah syarat, rukun dan berbagai perkara yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan puasa.

Menurut tingkatannya, Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin mengklasifikasi tingkatan orang yang menjalankan ibadah puasa menjadi tiga bagian: Pertama, Shaumul 'umum (puasa umum). Yakni puasa sebagaimana dilakukan oleh orang pada umumnya. Puasa yang dilakukan dengan sekedar menahan diri dari makan, minum serta berbagai perkara yang membatalkan puasa. Dalam arti sempit puasa ini bisa dianggap puasa secara lahiriyah. Kedua, Shaumul khushush (puasa khusus). Yaitu puasa yang dilakukan dengan menahan lapar, dahaga dan segala perkara yang membatalkan puasa, serta menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Menahan diri untuk mengontrol kebutuhan syahwat, menahan seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sehingga, puasa ini bisa dianggap puasa secara lahiriyah dan bathiniyahnya. Ketiga, Shaumu khushushil khushush (puasa sangat khusus). Yakni puasa yang dilakukan sebagaimana puasa tingkatan khusus yang dibarengi dengan menjaga hati dari berbagai iming-iming duniawi, mencondongkan hati untuk senantiasa dekat dengan Allah dan selalu memikirkan bagaimana menambah kecintaannya kepada Allah SWT. Sehingga seseorang yang telah sampai pada tingkatan ini tidak lagi berada pada tingkatan puasa secara lahiriyah dan bathininyahnya saja. Ia telah menuju pada tingkatan dan level berbeda. Tingkatan ini biasa disebut derajat waliyullah.

Tantangan puasa Ramadhan memang berat, namun pahala yang dijanjikan juga sangat berlipat. Terlepas dari pada itu, terdapat fakta menarik mengenai Bulan Ramadhan:

  1. Sebenarnya seseorang mudah bahkan akan diberi kemudahan melaksanakan kewajiban-kewajiban seperti shalat, puasa, zakat dan lain sebagainya jika benar-benar diniati.
  2. Faktanya semua orang mampu untuk riyadloh atau tirakat kata orang pesantren (melatih diri-menahan diri) ketika puasa menghindar dari berbagai hal yang dilarang oleh syari’at. Mampu mengontrol syahwat dan melawan hawa nafsu. Tinggal bagaimana kemauannya mengasah hal tersebut untuk mengendalikan dan membiasakan di luar bulan Ramadhan.
  3. Pada dasarnya umat muslim tidak ada yang gagap al-Qur’an. Momentum Ramadhan mengajak seluruh umat muslim untuk membaca al-Qur’an melalui budaya darusan. Tinggal bagaimana ia mampu meluangkan waktu untuk membaca al-Qur’an setelah bulan Ramadhan selesai.
  4. Kekuatan pahala 1000 bulan dilipatgandakan pada malam-malam Lailatul Qadar menuntun seseorang untuk senantiasa membiasakan qiyamul lail dalam rangka taqarruban ilallah (mendekatkan diri kepada Allah SWT) serta mampu istiqomah ditegakkan setelah selesainya bulan Ramadhan.
  5. Palajaran dari shalat tarawih: bukan tentang siapa yang datang terlebih dahulu, namun siapa yang bisa bertahan sampai akhir, melaksanakan tarawih full 30 hari. Ibadah bukan sekedar tentang siapa yang datang lebih awal, namun siapa yang bisa istiqomah melaksanakannya sampai akhir.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi bumbu merah Idul Fitri dengan cita rasa pahala berkelanjutan, dan siluet potret keberkahan bulan Ramadhan menjadi celengan pahala sepenuhnya. Bersama-sama semoga Semesta memberi kesempatan untuk kita menikmati untain pahala di Ramadhan yang akan datang. Taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal ya karim. Minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin.

 

*Penulis merupakan guru aktif di MA UNGGULAN NURIS JEMEBR

 

 

 

Share :

Komentar

Refresh halaman ini jika komentar tidak tampil