Era Society 5.0: Eksistensi Pendidikan Pesantren di Era Digitalisasi

Era Society 5.0: Eksistensi Pendidikan Pesantren di Era Digitalisasi
Oleh: Muhammad Aldian Faizun Irsyad
MA Unggulan NURIS Jember
Society 5.0 merupakan sebuah konsep atau istilah yang dicetuskan pertama kali oleh Jepang pada tahun 2016 yang memiliki arti Masyarakat 5.0. Society 5.0 adalah masyarakat yang menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi inovasi yang lahir dari era revolusi industri 4.0. Society 5.0 bertujuan untuk menggabungkan teknologi digital dan kebijakan social untuk menciptakan “Masyarakat Super Cerdas” (MSC). Inovasi Society 5.0 ini diharapkan memberikan timbal balik bagi masyarakat seperti meningkatkan kualitas, produktivitas, serta mengurangi dampak lingkungan negatif dan memberikan peluang kerja baru.
Pendidikan tentunya menjadi pondasi utama dalam perkembangan society 5.0 yakni memajukan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan harus mampu membekali peserta didik dengan prasyarat dan keterampilan untuk beradapatasi dan bersaing di era ini. Saat ini teknologi tak bisa dihindari oleh kehidupan manusia, pasalnya semua berbagai permasalahan dan penyelasaian saat ini bergantung pada teknologi. Sebagai contoh sederhana di Indonesia yakni menerapkan kurikulum Merdeka yang memanfaatkan berbagai kecanggihan teknologi dalam bidang Pendidikan.
Indonesia sebagai negara kebhinekaan tentunya memiliki berbagai ras, suku dan agama sehingga Indonesia menyediakan wadah sebagai menimba ilmu sesuai individu masing masing artinya ada yang umum juga khusus. Terutama dalam agama, Indonesia menyediakan lingkungan pendidikan sesuai agama yang dianut seperti SMAN untuk umum, SMAK khusus katholik, MA khusus islam dan lainnya. Pesantren merupakan salah satu wadah menimba ilmu umum dan berbasis keagamaan. Pesantren pertama kali di Indonesia muncul pada tahun 1062 Masehi di Pamekasan Madura. Pesantren terkenal dengan model tradisional kuno dengan tanpa menggunakan teknologi apapun, bahkan hingga era ini pesantren memiliki aturan larangan menggunakan alat teknologi. Hal ini menjadi suatu rintangan utama bagi pesantren pesantren di Indonesia dalam menghadapi era society 5.0 ini.
Maka dari itu, penulis bertujuan mengangkat topik ini untuk menganalisis upaya yang bisa dilakukan pesantren untuk tetap eksis di era digitalisasi dengan menyusun opini yang berjudul “Era Society 5.0: Eksistensi Pendidikan Pesantren di Era Digitalisasi“.
Society 5.0 dalam bidang Pendidikan tentunya memiliki berbagai kecanggihan dan problem yang dihadapi siswa maupun pendidik, diantaranya:
1. Melakukan meeting dengan melalui aplikasi seperti zoom, skype, google meet dan lainnya sehingga baik pendidik maupun siswa tidak perlu keluar rumah untuk belajar seperti pada masa pandemi covid-19. Akan tetapi kecanggihan tersebut diselewengkan terutama oleh siswa dengan melakukan hal yang kurang bermanfaat seperti bermain game dan lainnya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya keamanan dari pihak sekolah dan pengawasan dari orang tua.
2. Scan QR Code, yang marak diterapkan oleh berbagai sekolah di Indonesia dengan bertujuan, antara lain:
a. Sebagai absensi hadir siswa tepat waktu pada jam yang telah ditentukan sekolah
b. Sebagai sarana tugas dan pembahasan bagi siswa baik berupa audio, visual, maupun game seperti kurikulum Merdeka saat ini.
Sama dengan Pendidikan berbasis digital, Pendidikan pesantren juga memiliki berbagai keunggulan dan problem yang dihadapi guru maupun santri, diantaranya:
a. Mendapatkan ilmu tambahan yang tidak bisa didapatkan diluar pesantren dengan berkehidupan sosial mandiri sehingga akan membentuk karakter yang bertanggung jawab dan berkepemimpinan
b. Melatih santri untuk senantiasa disiplin dan tertib dengan melaksanakan segala kewajiban dan menghindari segala larangan pesantren, seperti larangan memakai alat digital.
Akan tetapi disamping aturan larangan tersebut memiliki manfaat yang cukup baik yaitu supaya siswa tidak terlalu terpaku dengan teknologi yang mengakibatkan berbagai problematika seperti kurangnya interaksi sosial, kecanduan, pengabaian kesehatan dan lainnya. Faktanya pesantren di era society 5.0 ini juga mampu tampil eksis dan bersaing dengan dunia luar, artinya larangan tersebut tidak diberlakukan secara mutlak tetapi masih ada pengecualian. Adapun keeksistensian pesantren dalam menghadapi era society 5.0 ini memiliki berbagai strategi yang dilakukan, diantaranya:
a. Menyediakan sarana dan prasarana, seperti ekstrakurikuler dengan pemanfaatan fasilitas lab komputer sehingga santri di pesantren juga mampu bersaing lomba dengan siswa luar sehingga santri juga bisa memiliki prestasi yang bermanfaat memudahkan ketika melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hal tersebut juga bermanfaat agar pesantren tetap eksis dan mapu mencetak generasi penerus bangsa yang gemilang.
b. Melalui literasi, yakni dengan membaca koran, buku, maupun majalah terkini yang memberikan informasi bagaimana dunia luar itu akan mempertahankan keeksistensian pesantren dalam mengahadapi era society 5.0 ini. Sekarang banyak sekali pesantren yang mampu menerbitkan majalah, artikel jurnal dan lainnya yang menandakan bahwa pesantren juga mampu bersaing.
c. Pengajaran dan pengawasan guru, juga merupakan strategi yang bijak yakni dengan memberikan informasi bagiamana perkembangan zaman saat ini dan sebagainya pada saat waktu pembelejaraan atau diluar jam pembelajaran, memberikan pengawasan dampak positif dan negatif teknologi dengan memasukkan nilai nilai keagamaan sehingga pesantren mampu menyeimbangi society 5.0 ini.
Berdasarkan berbagai pernyataan yang telah dipaparkan penulis tersebut dapat disimpulkan bahwa mengenal dan memahami era baru adalah strategi yang penting agar generasi muda terus maju mengikuti perkembangan zaman terutama bagi pihak pesantren yang berbau nilai adat dan keagamaan. Dalam Pendidikan, teknologi memiliki kecanggihan yang memberikan banyak manfaat juga memiliki beberapa problematika. Indonesia juga harus mampu bersaing dengan negara lain dengan mencetak SDM yang berkualitas dan kompetitif di kancah internasional.
Referensi:
Rahman, Aulia Sandi., Husen. (2022). Strategi Pondok Pesantren dalam Mengahadapi Era Society 5.0. Jurnal BASICEDU. 6(2). 1833-1844 https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/2371
Hanjowo, Mochammad Daffa Faqiha Fawwaz ,dkk. (2023). Peran Pendidikan Indonesia di Era Society 5.0 ETNIK : Jurnal Ekonomi – Teknik. 2(5). 426. (PDF) Peran Pendidikan Indonesia di Era Society 5.0 (researchgate.net)
Sutiarso, Sugeng. (2019). Mengembangkan Polaberpikir Matematissiswa Di Era Society 5.0. LPPM- UNILA Repository. University of Lampung | LPPM-UNILA Institutional Repository (LPPM-UNILA-IR)
Firdaus. (2020). Mengenal Society 5.0 “Sebuah Upaya Jepang untuk Keamanan dan Kesejahteraan Manusia”. Departement Of Electrical Engenering. Diakses pada Tanggal 20 Mei 2024. Mengenal Society 5.0 "Sebuah Upaya Jepang untuk Keamanan dan Kesejahteraan Manusia" - Teknik Elektro UII