Bianglara

Oleh: Ira Hidayana
Satu, Dua, Tiga, Mulai…
Naik turun tinggi rendah kenangan
Memutar roda rindu nyala tawa
Sepi sunyi dalam teriak keluh
Merekah lekuk menggelitik penuh
Malamnya berisik
Sadarnya terusik
Namun bianglala berbisik
“Semua akan baik-baik saja”
Tiga, Dua….
Tulisan merah melingkar keji
Hantaman air langit bergejolak benci
Lihatlah, mesin bianglala pucat pasi
…. Satu, selesai.
Katanya “Jangan terlalu sungguh untuk yang hanya singgah.
Jangan mengenggam yang memilih melepas. Jangan hilang akal!
Akankah kenangan melewati alur lintas rasa sesak yang diremehkan?”
Satu, Dua, Tiga, Mulai…
Naik turun tinggi rendah kenangan
Memutar roda rindu nyala tawa
Sepi sunyi dalam teriak keluh
Merekah lekuk menggelitik penuh
Malamnya berisik
Sadarnya terusik
Namun bianglala berbisik
“Semua akan baik-baik saja”
Tiga, Dua….
Tulisan merah melingkar keji
Hantaman air langit bergejolak benci
Lihatlah, mesin bianglala pucat pasi
…. Satu, selesai.
Katanya “Jangan terlalu sungguh untuk yang hanya singgah.
Jangan mengenggam yang memilih melepas. Jangan hilang akal!
Akankah kenangan melewati alur lintas rasa sesak yang diremehkan?”
Penulis merupakan siswa yang aktif di MA Unggulan Nuris