KALABUTA HENINGNAGARI
Kepada Ruhyati Binti Satubi*
Oleh: Achmad Faizal
Guru Bahasa Indonesia MA Unggulan Nuris Jember
Ruhyati,
siapa kau sebenarnya
tiada dikenal dan tak pula memperkenalkan diri
sontak saja, ringkih-rontamu terendus abadi
tercatat dalam noktah darah tangis kepedihan
kau hanya terngiang surga kelabu dini hari
antara samudera dan padang tandus
pada mimpi-mimpimu yang menaklukkan
titik didih darah di jantungmu
Ruhyati,
kau merantau bukan kepalang
seru deru rindumu lepuh di kerongkongan
lindap suaramu lenyap di atas batu duka
hatimu gurun, dari lesung dahaga yang tak kunjung sarat hujan kurma manis
tergantikan sebongkol balutan mori
sebagai penampung darah perihmu
Ruhyati, Ruhyati yang kepalang
pemujaan oasis tergerus sabit kemarau
badai debu telah menghamburkan jasadmu lebih dulu
sebelum pasung mengempiskan paruh jantungmu
lalu memancungmu
lalau menadah darahmu
lalu…
“Aku sendiri, perih, mati”
kau berperang tak berpanglima