هِىَ امْتِثَالُكَ أَوَامِــــرَ اْلإِلـٰ ـهِ وَاجْتِنَابُ مَا نَهَى جَلَّ عَــلاَ
Takwa itu mengerjakan titah Tuhan
menghindari semua larangan Tuhan
أَخْلِصْ بِكُلِّ طَاعَـــةٍ للهِ تَفُزْ بِنَيْلِ رُؤْيَــــــةِ اْلإِلـٰــــهِ
Berbuatlah baik hanya karena Allah
maka di surga dapat melihat Allah
Syarah:
Takwa sering diartikan takut. Namun, tidak sama seperti rasa takut kepada makhluk, misalnya takut kepada harimau. Takut kepada harimau akan mendorong kita menjauhi harimau tersebut, sedangkan takut kepada Allah akan mendorong kita untuk semakin ‘mendekat’ kepada-Nya.
Rasa takut kepada-Nya, akan melahirkan dorongan psikis yang kuat untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Artinya, keadaan batin seseorang itu punya pengaruh pada lahirnya.
(baca juga: Keutamaan Ketakwaan)
Sebagai contoh perintah untuk selalu berbuat adil, berbuat baik, menyantuni kerabat, serta larangan berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan, firman Allah Swt:
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسٰنِ وَإِيْتَآءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ… (سورة النحل: 90)
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan… (Qs. An-Nahl: 90)[AF.Editor]
*Terjemahan Kitab Tarbiyatus Shibyan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad